*belum ada judul

Jejak kakinya..
yah.. dia kenal jejak kaki ini. jejak kaki gadis indo-jepang yang kurang lebih 2 tahun ini telah menjadi kekasihnya. ia memasuki rumahnya yang nampak jejak kaki yang agak kotor menuju ruang tamunya yang tidak begitu besar. rio berbalik ke arah rak sepatunya tepat di sebelah pintunya, nampak sepatu berbecek milik gadis jepangnya disana.
yah.. di luar, jalanan memang agak berbecek. terlebih di halaman rumahnya yang bertanah karena bunga-bunga besar di halaman. bunga-bunga milik gadis jepangnya. sekitar 30 menit yang lalu, hujan memang baru reda.
Rio mendesah pelan. dia sudah di dalam.. pikirnya. Ia mulai berjalan menuju ruang tengah dengan sedikit lunglai.
"lupa cara gunakan handphone?" sergah naomi, gadis jepangnya, yang tiba-tiba muncul dari arah dapur sambil mengaduk-aduk minuman dalam cangkir.
Rio mendesah dengan lebih keras. "Aku baru pulang.."
"Dengan siapa kemarin kamu pulang dari airport?" tambahnya yang membuat Rio makin kesal.
"Sendiri. mau dengan siapa lagi? Gito dijemput istrinya, makanya aku naik taksi!"
"jam berapa?"
"12! sudahlah.. aku baru pulang sayang.. aku capek.. belum istirahat full dari kemarin.. "
"Apa susahnya sih kamu telpon aku? paling tidak sms atau apalah, sekedar memberi kabar.. atau minta jemput?"
"tengah malam mi.. aku gak mau ganggu istirahat kamu.."
"ini bukan pertama kali kamu ke luar kota bahkan ke luar negeri.. biasanya kamu minta jemput.."
Rio lagi-lagi mendesah. "bisakan kita bicara besok? tidak malam ini. aku butuh istirahat.. lebih baik kamu pulang.. sudah malam..!"
"kamu ngusir aku?"
Rio hanya menatap naomi tajam. "lagi dapet yah?"
Naomi manyum sambil memicingkan mata sipitnya lalu pergi berlalu tanpa pamit. teh hangat yang baru dibuatnya tadi, diletakkan dengan kasar di meja ruang tamu. rio hanya mendesahkan nafasnya lebih keras dengan sedikit menoleh.
                                         ----------------------

"Kenapa lo? Naomi lagi?" Melvin, rekan kerja Rio, yang katanya mirip si penyanyi "gangnam style" dari korea itu, heran melihat sahabatnya itu tidak bersemangat sampai kantor dengan membawa wajah kusutnya, padahal kemarin sepulang dari Singapore, dia tidak sekocak ini penampilannya, serba kusut, atas sampai bawah.
Lagi-lagi Rio berdesah keras.
"Salah lo juga sih, Yo, gak ngasih kabar ke dia, jelaslah dia heran plus marah, 3 hari lo gak ngasi kabar, pulang juga lo gak ngomong, padahal biasanya, lo paling update laporan dengan gadis jepang lo itu.. gimana dia gak murka!" timpal Melvin yang berlagak seperti penasehat direktur mereka.
"lebay lu!"
"Gue gak lebay men.."
"Ahh..cerewet lu!" tangkis Rio. "Tapi Vin, mestinya dia gak marah gitu-gitu amat, mestinya kan dia berfikir kalau gue itu sibuk di sana, gue kan kerja, bukan refreshing or shopping atau liburan, gue kerja!" lanjutnya dengan sedikit emosi.
"sabar.. sabar.. salah lo juga, bikin dia segitu cintanya sama lo..!"
Rio melirik Melvin di sebelahnya. Melvin tersenyum paksa dengan sedikit melirik pada Rio.
"ya.. emang bro.. kalo dia gak cinta BANGET sama lo, gak bakalan dia se-posesif ini!"
Rio kemali mendesah. dia hanya terus terdiam mendengar ocehan sahabatnya itu yang entah itu ceramah atau sekedar menghibur.
melvin tiba-tiba mengangkat foto Naomi yang berbingkai di meja kerja Rio lalu menatapnya.
"Naomi.. Naomi.. Lo tuh cantik.. pinter, keren.. indo-jepang lagi.. kok bisa sih kecantol sama sahabat gue yang.. hhh~.. gue aja gak tau mau nuji dia dari mana.. " candanya dengan wajah kasihan.
Melvin kemudian menatap Rio. ternyata Rio telah menatapnya duluan dengan tajam..
"Sikat Yo.. habisin kalo perlu.. hahaha.." timpal Dion, dari arah 5 meja sebbelah Rio.
                                                     -------------------------------

Huruf demi huruf diketiknya di keyboard komputer miliknya. Laporan pelatihan beberapa hari di Singapore belum selesai. Matanya tiba-tiba melirik pada foto gadis berwajah oriental yang berbingkai agak kecil di meja kerjanya. Jemarinya terhenti. keningnya berkerut, ada yang mengganjal.
          Naomi sama sekali tidak memberi kabar, apalagi menagih janji penje;asan malam itu. yah.. sejak malam itu.. 
Sudah 3 hari berlalu. Telepon, sms, email, chat, skype, line, bbm, whatsapp, sederatan komunikasi yang biasa mereka pakai, tidak ada dari Naomi.
Rio mendesah panjang. memangkukan tangannya di meja sembari mengusap-usap dahinya.
"Gimana kabar Naomi?" Gito mengagetkan. entah, ia merasa akhir-akhir ini temannya selalu membuatnya kaget. mungkin karena lamunannya yang berlarut-larut.
Gito ikut terdiam. ia merasa temannya itu bermasalah.
"Lu kenapa?" tanya Gito pelan setelah beberapa detik terdiam.
Tiba-tiba Rio mengambil hp dan tasnya. kemudian beranjak pergi tanpa pamit atau sepatah katapun.
"titip komputer gue, To!" teriaknya sambil berlalu. Gito kembali terdiam sambil berkerut kening. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
mEiiSya ^_^ © 2012 | Designed by uaksena,